(Data/Arsip Riset LSI)
Kepuasan Publik Terhadap Kinerja SBY
Menjelang tiga tahun sejak SBY- JK dilantik menjadi presiden RI, kepuasan publik terhadap kerja SBY sebagai presiden merosot tajam. Demikianlah salah satu analisis dari hasil survei nasional terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI). Survei dilakukan tanggal 9-14 September 2007, di seluruh Indonesia, di tiga puluh tiga propinsi. Jumlah respon sebanyak 1200, wawancara tatap muka, dengan metodelogi multi-stage random sampling. Sampling error sekitar 2.9%. Ada empat alasan mengapa tingkat kepuasan atas SBY jatuh pada titik terendah. Pertama, kekecewaan atas kinerja bidang ekonomi. Hanya 24% yang puas pada penanganan SBY atas situasi ekonomi. Sebesar 69.5% kecewa atas kondisi ekonomi secara umum, 68.5% kecewa dengan penanganan pengangguran, dan 64.9% kecewa atas penanganan kemiskinan.09/10/2007 23:42
Trust Pada Lembaga Negara
Meski demikian publik Indonesia ternyata masih percaya bahwa lembaga-lembaga negara bekerja untuk kepentingan rakyat. Temuan ini terungkap dari survei yang dilakukan oleh Lingkaran Survei Indonesia. Survei dilakukan nasional di semua provinsi ( termasuk Aceh dan Papua). Wawancara lapangan dilakukan pada 3-7 Oktober 2005. Teknik penarikan sampel menggunakan Multistage Random Sampling (MRS) dengan jumlah responden 1.000 orang. Sampling error survei ini +/- 3.2%.01/05/2006 07:34
Trust Pada Reformasi
Banyak orang yang menggerutu dengan jalannya reformasi di Indonesia. Perubahan politik yang radikal pasca tahun 1998 ( seperti sistem pemilihan presiden dsb) hingga kini belum dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat. Kehidupan ekonomi masih sulit. Meski demikian, publik Indonesia masih menilai jalan reformasi yang telah ditempuh Indonesia sudah benar. Apa yang sekarang telah dijalankan ( seperti perubahan UUD 1945, pemilihan kepala daerah secara langsung, pemilihan presiden langsung) adalah jalan yang benar. Ini tercermin dari survei yang dilakukan oleh Lingkaran Survei Indonesia. Survei dilakukan di semua provinsi ( termasuk Aceh dan Papua). Wawancara lapangan dilakukan pada 13-16 Agustus 2005. Teknik penarikan sampel menggunakan Multistage Random Sampling (MRS) dengan jumlah responden 1.000 orang. Sampling error survei ini +/- 3.2%.01/05/2006 07:30
Kondisi Jakarta
Publik Jakarta menilai fasilitas dan pelayanan kota telah baik. Meski demikian dalam jumlah cukup besar (33.7%) masyarakat Jakarta menilai angkutan umum buruk. Sebanyak 26.2% publik Jakarta juga menilai kondisi infrastruktur ( jalan, jembatan dan sbagainya) buruk. Hasil ini terekam dalam survei yang dilakukan oleh Lingkaran Survei Indonesia. Populasi semua penduduk Jakarta berusia dewasa (berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah). Sampel diambil dengan menggunakan Multistage Random Sampling (MRS). Total responden 440 orang, sampling error +/-4.9%. Data duikumpulkan pada 26-30 Juli 2005.01/05/2006 07:27
Penilaian Atas Majelis Rakyat Papua (MRP)
Kehadiran Majelis Rakyat Papua (MRP) masih dinilai pro kontra oleh masyarakat Papua. Berbagai demonstrasi mendukung dan menolak kehadiran MRP sempat muncul. Yang mendukung menilai kehadiran MRP menempatkan masyarakat Papua dalam posisi penting untuk mengelola Papua. Sementara yang kontra menilai kehadiran MRP adalah uoaya Jakarta untuk membungkam suara-suara kritis Papua. Bagimana penilaian publik Papua sendiri?01/05/2006 07:15
Agenda Reformasi Di Mata Publik
Masa 10 tahun adalah masa yang paling baik untuk mengevaluasi pelaksanaan reformasi. Evaluasi bisa dilakukan dengan melihat adakah kemajuan setelah 10 tahun ini dengan melihat berbagai indikator pencapaian. Evaluasi juga bisa dilakukan dengan memnta pendapat publik atas pelaksanaan reformasi selama ini. Apakah publik sudah puas atau belum dengan pelaksanaan reformasi.
Q: Masa Reformasi dimulai pada tahun 1998. Saat REFORMASI tahun 1998 yang lampau ada beberapa tuntutan perubahan yang harus dilaksanakan. Setelah 10 tahun, tahun 2008 ini, menurut penilaian Ibu/Bapak, dengan memperhatikan kondisi saat ini, apakah tuntutan reformasi itu secara umum itu telah terpenuhi atau belum terpenuhi?
28/05/2008 12:35 Kepuasan Publik Terhadap Kinerja SBY
Menjelang tiga tahun sejak SBY- JK dilantik menjadi presiden RI, kepuasan publik terhadap kerja SBY sebagai presiden merosot tajam. Demikianlah salah satu analisis dari hasil survei nasional terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI). Survei dilakukan tanggal 9-14 September 2007, di seluruh Indonesia, di tiga puluh tiga propinsi. Jumlah respon sebanyak 1200, wawancara tatap muka, dengan metodelogi multi-stage random sampling. Sampling error sekitar 2.9%. Ada empat alasan mengapa tingkat kepuasan atas SBY jatuh pada titik terendah. Pertama, kekecewaan atas kinerja bidang ekonomi. Hanya 24% yang puas pada penanganan SBY atas situasi ekonomi. Sebesar 69.5% kecewa atas kondisi ekonomi secara umum, 68.5% kecewa dengan penanganan pengangguran, dan 64.9% kecewa atas penanganan kemiskinan.09/10/2007 23:43
Pesimisme Semakin Meluas
Sudah tumbuh pula pesimisme publik atas kemampuan pemerintahan SBY-JK dalam menangani masalah ekonomi di kemudian hari. Lebih dari 50% publik meyakini SBY-JK tak mampu menangani masalah kemiskinan dan pengangguran setahun ke depan. Rasa pesimisme ini meluas di segmen pemilih kota ataupun desa. Pesimisme juga meluas di kalangan pemilih partai pendukung pemerintah, bahkan di kalangan pemilih Partai Demokrat sekalipun. Pesimisme ini dapat menjadi spirit negatif dan virus yang berbahaya bagi dukungan publik atas kebijakan ekonomi SBY-JK.02/05/2007 00:14
Pergeseran Kekuatan Partai
Setelah dikalahkan dalam pemilu parlemen tahun 2004, PDIP berada di bawah bayang bayang partai lain, terutama Partai Golkar (pemenang pemilu parlemen 2004), dan Partai Demokrat (pemenang pemilu presiden 2004). Survei yang dikerjakan Lingkaran Survei Indonesia setelah 2004, semakin memapankan PDIP sebagai partai kedua atau ketiga saja. Kini untuk pertama kalinya, PDIP tampil sebagai partai utama, melampaui semua partai lain secara signifikan. Ini peristiwa besar dalam konstelasi politik nasional karena menggambarkan perubahan public mood dan persepsi terhadap pemerintah yang sedang berkuasa.29/03/2007 16:22
Kontroversi "Presiden Jawa"
Wakil Presiden Jusuf kalla melontarkan wacana yang menarik mengenai latar belakang calon presiden. Lewat Ketua DPP PAN, Soetrisno Bachir yang menemuinya, Jusuf Kalla menyatakan dirinya kurang percaya diri menjadi calon presiden 2009 dengan alasan bukan orang Jawa. Pernyataan ini kemungkinan karena hampir seluruh Presiden Indonesia berasal dari suku Jawa ( Soekarno, Soeharto, Abdurrahman Wahid, Megawati, hingga SBY). Terkecuali BJ Habibie---tetapi perlu dicatat Habibie menjadi presiden karena menggantikan posisi Soeharto. Publik Indonesia sendiri sebenarnya tidak mempersoalkan latar belakang suku. Suku dinilai oleh pemilih Indonesia bukan faktor yang penting. Ini adalah satu hasil dari survei yang dilakukan oleh Lingkaran Survei Indonesia, bulan April 2006. Total responden dalam survei ini adalah 700 orang responden dengan margin of error 3.8%. Survei dilakukan dengan metode penarikan sampel multistage random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner.01/12/2006 13:59
Tidak ada komentar:
Posting Komentar